BELADIRI itu perlu !!!!


Tidak banyak seniman beladiri yang berani jujur dan tegas menjawab pertanyaan serupa ini. Pertanyaan seperti ini biasanya akan dijawab dengan filosofi, jargon, ataupun petuah yang terkadang sang pembicara pun sebetulnya tidak paham.
Kalau ditarik benang merah dari penjelasan yang “berat-berat” itu, pada pokoknya ada 3 kelompok makna bela diri bagi orang-orang yang mempraktekkannya.
1. Sebagai Way of Life
Bela diri sebagai “way of life” berarti bahwa sang praktisi menjalani hidupnya dengan berpedoman pada ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang diberikan dalam seni bela diri tersebut. Seni bela diri menjadi bagian dari hidupnya dan menentukan sikap dan pola hidup praktisi yang bersangkutan. Pemilihan makna sebagai “way of life” mengakibatkan para praktisinya banyak yang mengharamkan “cross training” karena menjadi tak mungkin untuk memiliki 2-3 ways of life. Memaknai bela diri sebagai “way of life” sangatlah mendekati, kalau tidak sama dengan, menjadikannya agama. Namun hal itu tentunya tergantung pada ajaran ataupun nilai-nilai dalam seni bela diri tersebut.
Bela diri merupakan sekumpulan teknik pertarungan untuk diaplikasikan. Pemaknaan sebagai cara bertarung seringkali mengesampingkan filosofi ataupun nilai-nilai yang mendasari teknik-teknik pertarungan tersebut. Namun jarang ada praktisi bela diri yang mau jujur mengakui bahwa dirinya memaknai bela diri hanya sebatas ini karena ada kesan seolah-olah pemaknaannya menjadi dangkal.
Terus terang saja saya pada saat ini berposisi di sini setelah sebelumnya pernah juga memaknai bela diri sebagaimana no.1 ataupun no.2.
2. Sebagai Way of Fighting
3. Sebagai Science
Dengan memaknai bela diri sebagai science seorang praktisi bisa kritis terhadap aliran seni bela dirinya. Dalam science juga ada sikap untuk belajar secara berkelanjutan. Dengan memaknai bela diri sebagai science, seorang praktisi tidak perlu menjadikannya sebagai “agama baru”, dan tidak perlu juga memaknainya hanya sebagai kumpulan teknik bertarung karena ilmu pengetahuan (science) pada ujungnya juga adalah wujud berfikir dan bersyukur kepada Tuhan Y.M.E.
Cita-cita saya dengan ilmu bela diri adalah agar bisa mencontoh Ibnu Sina dengan Ilmu Kedokterannya. Ibnu Sina tentu saja tidak menjadikan ilmu kedokterannya sebagai agama ataupun pedoman hidup. Ibnu Sina tidak juga memaknai ilmu kedokteran sekedar sebagai teknik pengobatan untuk berpraktek. Dengan memaknai sebagai ilmu pengetahuan, secara langsung pemaknaan ini akan mendorong untuk terus berfikir dalam pengembangan teknik, dan terus bersyukur kepada keagungan-NYA
Jadi, ketika anda bersiap mau latihan, ketika bersiap memakai Gi, Dobok, baju silat, rash guard, T-Shirt dll, tidak ada salahnya merenungkan sejenak. Apa makna bela diri buat anda?
Bela diri adalah sebuah usaha kita untuk melindungi diri kita sendiri dari serangan manusia atupun yang lainya.Dengan belajar bela diri kita tidak mungkin lago di lecehkan ataupun selalu direndahkan oleh orang lain sebab denganbela diri juga mampu membuat sikap dan perilaku pun akan berubah ,tergantung akan berubah kepada positif ataupun negatif tergantung dari bagaimana kita belajar ataupun perguruan beladiri yang kita ikuti .Sebaiknya bela diri juga harus digunakan pada hala hal yang baik seperti menolong orang yang teraniaya, menolong orang yang kesusahan ,menolong keluarga ,yang paling penting kita selalu membela kebenaran karna dengan itu kita akan lebih di hargai oleh orang lain .Seni bela diri juga terbagi beberapa jenis daripada seni tempur bersenjata tajam, senjata tidak tajam seperti kayu, dan seni tempur tangan kosong. Di antara jenis-jenis seni bela diri yangada adalah seperti berikut:
- Aikido
- Capoeira
- Gulat
- Hapkido
- Hikmatul Iman Indonesia
- Jeet Kune Do
- Jiu Jitsu
- Jogo do pau
- Judo
- Karate
- Kateda
- Kempo
- Kendo
- Kung fu
- laskar hitam
- Lethwei
- Merpati Putih
- Muay Thai
- Ninjutsu
- Pencak Silat
- Taekwondo
- Taido
- Savate
- Setia Hati
- Tarung Derajat
- Tinju
- Tomoi
- Wing Tsun
- Wushu dan perguruan kung Fu nasasakti indonesia
semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar